Sunday 25 January 2015

Lesson of the day!

Mr. & Mrs. Complain! Am I?

Tergelitik dan tersentil cerita seorang sahabat yang sudah belasan tahun saya kenal dan bercerita tentang pengalaman paginya hari ini ketika seorang vendor menghubunginya dan dengan tawa ringan menanyakan kabarnya dan tanpa malu-malu mengatakan kangen dengan komplainnya yang hampir tidak pernah terdengar selama 1 bulan terakhir.

Sentak saya pun tertawa mengingat bahwa bukan hanya dia yang pernah mendapatkan sentilan manis seperti itu.  Saya? pernah bingit! sambil mengingat-ingat dan harap-harap cemas, jangan-jangan diluar sana nama asli saya sudah ditambahkan dengan kata 'komplain' ditengahnya.

Apa sih yang salah dengan komplain? isinya? caranya? waktunya? apanya? (sambil pasang gaya cuek dan pura-pura nggak paham.... hmmmm.... kasih tau nggak ya?)

Kalau mau menilik kebelakang sedikit saja, dengan hati yang lapang tanpa harus merasa perlu membela diri, kebanyakan komplain datang dari tidak sesuainya sesuatu dengan apa yang menjadi harapan seseorang dan kebanyak orang yang mendapatkan komplain merasa bahwa orang yang melakukan hal tersebut dianggap berlebihan, tidak ramah, kasar atau terlalu demanding dan sejenisnya.

Namun era 2000an banyak Perusahaan yang produknya berupa jasa sering mendengungkan keluhan pelanggannya sebagai sebuah hadiah, sehingga tanpa sungkan untuk keluhan yang disampaikan justru mendapat perhatian khusus atau bahkan mendapatkan cinderamata sebagai ucapan terimakasih.

Saya sendiri pernah mengalami hal ini, kira-kira 2 tahun yang lalu ketika dalam perjalananan dengan maskapai kebanggaan bangsa ini dari Semarang menuju Jakarta, penerbangan ditunda selama 2 jam tetapi tidak ada pengumuman resmi dari pihak maskapai sampai kira-kira 45 menit sejak jam keberangkatan yang seharusnya.

Saya menyampaikan keluhan saya menggunakan form yang ada didalam majalah yang tersedia didalam pesawat.  Selang beberapa hari, masih diminggu yang sama, Saya menerima email mengenai keluhan saya dan maskapai tersebut pun menyamnpaikan permintaan maafnya dalam email tersebut dan kira-kira 2 minggu kemudian, Saya menerima paket berupa gimmick dari mereka.

Pastilah banyak dari kita yang pernah mendengar atau mungkin membaca tulisan seorang penulis  Barlow and Moller dimana dalam tulisannya mengarisbawahi bahwa “A Complaint Is a Gift,” dari penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa kebanyakan orang mengeluhkan hal-hal yang benar-benar berhubungan dengan diri pribadinya saja walaupun terkadang tetap ada orang-orang tertertu yang melakukan keluhan bukan atas nama kepentingan pribadi tapi semata karena merasa perlu melakukan perubahan atau perbedaan. 

Bicara mengenai keluhan tentu perlu ada kolaborasi dan resolusi yang sesungguhnya harus dilakukan bukan hanya oleh kita sebagai pribadi, tapi juga orang-orang yang terlibat didalamnya.  Perlu selalu melatih dan mengasah keterampilan kita secara pribadi  bagaimana berhubungan dengan orang lain dari sisi profesional dan sebagai personal.

Pelajaran yang saya mau bagikan mengenai bagaimana menyikapi sebuah komplain sebagai suatu hadiah yang terpenting menurut saya adalah kita harus menyadari bahwa ini bukan hal mudah tetapi masih memungkinkan untuk kita lakukan, sulit tapi bisa! gunakan waktu yang anda butuhkan, tapi pastikan ada limitasinya, jangan juga tak ada ujungnya karena bila ini terjadi dan berlarut-larut, niscaya yang paling dirugikan adalah diri kita sendiri.

Tarik napas panjang-panjang, kemudian cobalah untuk melihat dari sisi yang berbeda, mudah-mudahan pada saat itu, yang lebih jelas terlihat adalah hadiahnya, bukan komplainnya!  Berbahagialah kalau kita masih ada disekitar orang-orang yang berani memberikan hadiah keluhan untuk kita.

Buat anda-anda yang sudah terlanjut memiliki "gelar" Mr & Mrs. Complaint, segera berempatilah, bayangkan bila anda yang ada diposisi mereka kira-kira cara apa yang anda rasa ingin anda terima dari orang yang ingin memberi anda hadiah dalam bentuk komplain.

Have a nice gift!

Friday 23 January 2015

Lesson of the Day!

Flowering my own heart!
Always try to see the bright side!


Kita semua sebetulnya sadar betul bahwa tidak ada hidup yang sempurna karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan semata.

Seminggu ini tiba-tiba saya kehabisan pikiran sehingga apa yang selalu menjadi masuk akal kini berubah 180 derajat menjadi tidak masuk akal.  Tidak masuk akal dan tidak habis pikir.

Mencoba mencari jawaban dalam pikiran sendiri dan bermain-main dengan persepsi yang seharusnya tidak boleh ada dalam sesuatu yang bersifat profesional, namun saya berdiri dan tertegun apakah profesionalisme patut dipertahankan manakala akal sehat tak lagi ada didalamnya.

Teringat sebuah bait lagu batak yang selalu senang saya dengar selama ini dengan judul "Burjuhon ma"

Molo disuan ho da na denggan, dapotan nadenggan do ho dongan
Kalau yang baik yang kamu tanam, yang baik juga yang akan kamu dapatkan kawan
molo disuan ho da na roa, dapotan na roa do ho dongan
Kalau yang buruk yang kamu tanam, yang buruk juga yang akan kamu dapatkan

Dan, hari ini saya teramat sangat sadar bahwa tidak selalu yang baik ditanam, selalu yang baik juga yang akan didapat, karena mungkin saja ada hama yang datang.
Dan, hari ini saya menyadari bahwa ternyata level emosi saya belum sebaik Ibu Theresa, yang selalu penuh cinta dan kedamaian mana kala kegetiran itu datang.
Dan, hari ini saya menyadari bahwa ternyata saya masih manusia biasa yang punya hati biasa saja yang mungkin selama ini dilupakan oleh orang yang ada disekitar saya.

Namun, pelajaran terpenting yang saya dapat adalah bahwa hidup harus tetap berjalan walaupun tidak sempurna, yang baik tetap harus ditanam walaupun yang buruk mungkin saja menjadi hasilnya karena baik dan buruk itu masih rahasia Tuhan untuk menguji kedewasaan dan mungkin iman kita, hanya berharap bahwa bukan disini dan bukan sekarang kebaikan itu didapat tapi mungkin disana dan nanti kebaikan itu jadi milik!

Tak selamanya mendung itu kelabu....




Sunday 30 November 2014

My November!

My Challenge!


My November!


Musim hujan datang terlambat tahun ini, tidak ada yang menduga ketika ia datang dan bertubi-tubi hingga tak terbendung jumlahnya.

Dara; gadis belia yang sudah memulai karirnya di sekitaran SCBD ini sejak 3 tahun yang lalu mulai resah mana kala langit mulai menggelap dan angin bertiup kencang.  Sambil melirik keluar ruang kerjanya yang berada tepat ditepi jendela kaca disisi pojok ruangan membuatnya seperti bisa merasakan suasana yang ada diluar sana dengan sangat jelas dan sambil berdoa penuh harap semoga hujan batal turun hari ini atau paling tidak menunggu sampai ia tiba di kamar kos.  Rasanya ingin segera pulang, namun apa daya tugas menumpuk yang diberikan oleh sang manager menahan langkah kakinya untuk melakukannya.

Waktu sudah pukul 9.45 malam dan ia pun kembali melirik keluar jendela dan ternyata hujan sejak sore tadi telah membuat kota Jakarta yang sangat dicintainya ini menjadi macet.  Dengan wajah kelelahan akhirnya ia memutuskan untuk tetap pulang walaupun harus bersabar menerobos kemacetan yang sudah didepan mata.

Terlintas dalam pikirannya, kalau saja ia mengiyakan ajakan mas-mas jawa itu ketika menawarkan diri untuk menjemputnya, pastilah ia tak harus sendirian di hujan malam seperti ini.  Bisa dipastikan si mas itu sudah menantinya berjam-jam di area parkir dengan soluna tua andalannya itu. 

Sambil berjalan menyusuri trotoar dinikmatinya pemandangan lampu-lampu kota yang terang menderang dan berbentuk malaikat-malaikat kecil menyambut Natal beberapa minggu lagi membuatnya ingin berlama-lama berdiri sambil merasakan sapuan angin malam yang dingin.  Tiba-tiba, suara klakson membuyarkan konsentrasinya dan mengganggu suasana syahdu yang baru saja dinikmatinya dan dari dalam mobil itu terdengar "Dara..... ayo masuk", suara jawanya yang kental membuatnya tersentak bercampur sipu malu.  Ah... ternyata si mas jawa itu tak gentar dengan tolakannya. 

Hampir saja gengsinya menghalanginya untuk pulang segera, tapi akal sehatnya mengatakan untuk tidak melakukan itu, pucuk dicinta ulam pun tiba! dengan segera, ia berdiri dan melangkah mendekati mobil soluna tua itu dan masuk kedalamnya.  Ada rasanya nyaman dan aman begitu pantatnya mendarat dijok mobil tua yang masih terawat dengan rapi dan harum pula sambil diiringi lagu-lagu Michael Buble Christmas Edition nan merdu. Lucky me!

Bram; itu namanya, nama mas-mas jawa yang sengaja memperkenalkan namanya 2 tahun yang lalu saat mereka sama-sama mencoba keberuntungan untuk menjadi karyawan disebuah PMA (Perusahaan Modal Asing) di SCBD ini.  Sejak saat itu mulailah jalinan komunikasi berjalan sesekali hanya sepatah sms atau BBM "lg apa?" atau "lg dmn?" dan sejenisnya, itu pun mungkin hanya 1 kali dalam sebulan, mungkin saat itu si mas jawa itu masih punya pacar, dan entah apa rencana Tuhan kali ini, tiba-tiba 3 bulan yang lalu secara tidak sengaja bertemu disebuah mall dan tanpa ada kecanggunggan duduk berdua sambil menikmati makan malam dan bicara kesana kemari mulai topik Fadli Zon sampai topik affair dikantor.

Dan, malam ini adalah kali keenam Bram mengantarnya pulang ke kos dengan sengaja bukan tidak sengaja.  Dan, untuk kesekian kalinya pula Dara menikmati perjalanan bersama mas jawa yang belum menjadi miliknya tapi yang ia tahu bahwa November ini adalah miliknya dalam genggamannya dengan kombinasi yang sempurna baginya penuh harapan manis semanis senyum si mas jawa itu.  My November!  

It' Beginning to look a lot like Christmas
Everywhere you go
Take a look in the five and ten
It's glistering once again
With candy canes and silver lanes a glow
...................


Tuesday 18 November 2014

Lesson of the Day!

Keep your sense of humor there, you need it!


Do you remember the last time you have a big and free laugh because hearing, reading, or seeing others jokes? If you can't remember it, then it means you need to have the "me time" with humor.  Please keep "the sense of humor" on your list, do not replace it with your gadget or games or something like that.  Life is too short, you must leave your laughing face to your loving ones rather than your stressing or angry or serious face, it's not good to be remembered.

Sudah banyak sekali article yang menuliskan mengenai pentingnya tertawa untuk kesehatan jasmani dan rohani manusi bahkan tertawa kini dijadikan salah satu olah raga dan yang menakjubkan adalah cukup banyak orang yang berminat untuk melakukan kegiatan ini.

Dalam hati kecil saya hanya berpikir, begitu sepi kah kehidupan mereka yang bergabung dengan kelompok ini? hanya untuk bisa tertawa, mereka perlu masuk dalam satu komunitas khusus tertawa dan menjadikannya kelompok olah raga.

Begitu banyak yang bisa ditertawakan dan membuat kita tertawa sampai terbahak-bahak atau bahkan ngompol di celana dikejadian sehari-hari yang tidak akan terlewatkan kalau pikiran kita cukup positif, tapi jangan lupa memastikan bahwa itu bukan terjadi karena kita mem-bully seseorang ya.

Contoh kecil yang saya lakukan Jumat lalu membaca secarik kertas yang isinya "Gombal Gombalan" karangan seseorang yang diberi gelar raja gombal di kantor saya; Gozali Muslim namanya, mungkin sudah pernah dengar, tapi kalau membayangkan dia mengucap kalimat-kalimat gombalannya sentak membuat semua orang yang dengar tertawa tak tahan.

GOMBAL – GOMBALAN Bang Jali

Co: "hei....Kamu itu temen macem apa sih?
Ce: mang kanapa ?
Co: Teganya mencuri hatiku jadi aku ingat kamu selalu".........
-------------------------

A: Mau jadi TTMku gak? “Teman Tapi Menikah “........

----------------------

Co: Temenin aku ke rumah sakit yuk, hati aku ilang nih. |
Ce: Kok bisa? |
Co: Diambil kamu."........
---------------------------------------

A: "Diliat dari garis wajah, jangankan aura-aura jahat, Aura Kasih aja kalah sama kecantikan kamu"

---------------------------------------

co : Kamu tau kenapa pelangi yg keliatan cmn setengah ?
ce : napa emangnya?
co : soalnya setengah lagi ada di mata kamu...

------------------------------------

KOMPAS, BuletinSiang, Silet, Liputan 6, Detik, Antara, LintasBerita adalah berita SUPER BASI   “kabar darimu lah yang selalu kunanti.. ".....

--------------------------

CO: Kamu  tuh cocoknya jadi striker  neng ..
Ce:  kok gitu si bang ???
Co: karna Cuma kamu yg bisa nge goalin hati abang.... (hhheeehhee)
Ce: ggguuubbbrraagggg  ( sambil gigit sendok semen….)
 --------------------------
 
Co: Aku tanpa kamu tuh kaya “AMBULANCE” Tanpa  “wiiiiiwwwuuuwwww,,  wiiiwwwuuuwwww ...,,,,
-------------------
 
Kamu pelit banget ya jadi cewe!!!!   ampe kecantikan kamu gak bisa dibagi – bagi ,,.....
 
Kamu juga serakah neng ,.... udah “ Cantik, baik hati, gak sombong,manies lagi”
------------------------------
 
Co: tadi pagi ujan ya neng ???
Ce: iya bang ,, emg kenapa bang ??
Co: pantesan ada pelangi di mata kamu neng,,,
Ce:@#@$#@%$???~!@!#$#!@~!$% ( lariiii marathon keliling monas),,,,,
------------------------------- 
 
Co: neng tau gak makanan apa yg paling enak??
Ce:kaga tau bang ,,,
Co:  Makanan yg paling enak itu ,,,  makanan di acara pernikahan kita nanti neng ..!!!



Enjoy laughing.....





Wednesday 12 November 2014

Lesson of the day!

Semangat Kerja!

Menarik sekali kemarin malam belajar buku Tematik Tema 4 - Berbagai Pekerjaan untuk murid SD.
 
Entah apa yang dibayangkan oleh para cendikiawan bangsa ini atas muatan yang ada dalam buku ini.  Untuk kaum ibu yang punya anak dikelas 4 pasti senyum-senyum atau mungkin akan mengeluarkan komentar yang kurang lebih seperti yang saya keluarkan begitu membacanya ketika mendampingi siabang belajar untuk persiapan UH 4 (Ulangan Harian ke-4), "ini apa sih?" sambil mengerutkan dahi (yang memang sudah berkerut).... salah satu hal yang harus diingat oleh anak kelas 4 SD ini adalah sikap dalam bekerja. 

Yang terpikir saat harus mendampingi jagoan kecil ku hanya apakah materi ini cukup tepat untuk seorang anak kelas 4 SD? bukankah sebaiknya diberikan ketika berada dijenjang perguruan tinggi atau akademi di semester terakhir ketika bersiap-siap untuk bekerja?

Anyway, saya tidak mau membahas soal ini lebih panjang, tapi justru hal ini mengingatkan saya mengenai hal yang mungkin sesekali terlupakan pada saat kita bekerja , apa dan bagaimana harus bersikap dalam bekerja salah satunya adalah semangat kerja!

Dengan rutinitas yang begitu banyak dan menumpuk, sadar tidak sadar terkadang kita menjalani tugas atau pekerjaan seperti robot yang melakukan pekerjaan dengan rutin dan monoton tanpa variasi, belum lagi kalau sedang dilanda tekanan yang luar biasa dari atas atau bawah, biasanya tambah tidak bersemangatlah kita terhadap pekerjaan kita.

Mengutip salah satu kalimat yang pernah saya baca di facebook seorang teman mengatakan "kalau ingat tanggal 25 mau datang, rasanya sayang kalau kerjaan ditinggalkan, jadi harus Semangat!"

Nah, buat teman-teman yang mungkin lagi kurang atau bahkan tidak semangat dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan, berikut tips versi saya pribadi yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk jadi penyemangat:

  • Kerja itu harus selalu diingat sebagai berkat atau anugerah yang harus kita syukuri karena bisa mengaplikasikan ilmu yang kita dapat di bangku sekolah atau setidaknya menyalurkan hobi / minat / kesukaan kita.  Menyadari bahwa dari sekian puluh atau ratusan pelamar yang ingin meraih posisi kita saat ini  dan perjuangan dengan keringat air dan darah, tidak ada alasan untuk tidak mensyukuri apa yang kita dapatkan hari ini.
  • Pada saat dimana semangat itu seperti hilang diserap malam, ingatlah hal-hal baik, manis, bahagia selama kita bekerja termasuk si tanggal 25 itu, mudah-mudahan maknyus hasilnya.
Sebetulnya masih banyak lagi yang lain, tapi kalian semua bisa baca dengan googling saja ya.

Akhir kata, kalau Pak Jokowi bilang sekarang waktunya kerja, kerja dan kerja! kalau saya lebih memilih untuk juga menyebutkan semangat, semangat, semangat! karena kerja tanpa semangat itu ibarat sayur tanpa garam, bahagia tanpa ekspresi dan sejenisnya.

Hari sudah malam dan besok harus bangun dengan Semangat karena pekerjaan sudah menanti lagi di kantor!


- Semangat dan Tetap Semangat!

Sunday 9 November 2014

Pro & Kontra Tanpa Provokasi!

Bhineka Tunggal Ika - Pro & Kontra Tanpa Provokasi!
 
 
Dengan begitu banyaknya informasi yang kita terima dalam waktu yang sangat singkat dan bersamaan saat ini karena semua informasi sekarang ada di ujung jari kita dengan smart phone didukung jaringan internet unlimited dengan harga promo yang tak pernah berhenti menggoda setiap penggunanya tanpa disadari kita hampir benar-benar menggenggam dunia dengan tehnologi.
 
Namun sayang sekali karena menurut saya (rasanya) ada pembelajaran yang terlupakan untuk juga tetap diajarkan dan diingatkan terus menerus kepada orang Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika - Pro & Kontra Tanpa Provokasi.

Kelihatannya klise tapi menurut saya ini penting. 
 
Terus terang saya agak terganggu kalau ada komentar-komentar miring menjurus menghina hanya karena berbeda, yang paling antik justru karena yang mengeluarkan komentar ini adalah teman-teman yang justru pendidikannya tinggi.  Nah loh deh.... apa jadinya anak-anak penerus bangsa kalau yang dicontoh adalah orang-orang tua yang hebat dengan pendidikan tinggi tapi kata-kata yang keluar dari mulut dan pikirannya atau tulisannya justru yang negatif. Sayang...... nggak kebayang......
 
Flash back ke masa SD dulu ketika belajar mengenai Bhineka Tunggal Ika tapi untuk mempermudah saya mengutip dari mbah Wiki(pedia) buat teman-teman yang mungkin sudah mulai lupa dengan artinya.

Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.



Kebayang ya, sudah sejak abad ke-14 orang Indonesia itu berbudaya dan beradab tapi masa iya sesampainya kita di abad ke-20 malah kita kembali seperti jaman purbakala? hidup di kota tapi hukum rimba berlaku, siapa kuat dia menang, siapa lemah dia tertindas.
 
Ibu saya selalu bilang "anak kembar yang lahir dari satu rahim seorang Ibu saja bisa berbeda apalagi yang suku, ras, latar belakangnya berbeda..." makin runyamlah kita kalau yang ditonjolkan justru perbedaannya bukan ke-satu-annya.
 
Beda itu biasa, normal, wajar dan natural.  Tidak ada yang salah dengan hal ini, yang salah adalah respon orang Indonesia yang sangat ekspresif dan reaktif.  Namun penting untuk diingat bahwa respon yang negatif dan provokatif tidak bisa menyelesaikan masalah atau setidaknya membantu untuk tidak menimbulkan masalah baru....
 
Mulai sekarang, kelola dengan baik informasi yang masuk dipikiran kita, pilah dan pilih dengan seksama sebelum kemudian kita memutuskan untuk memberikan komentar.  Jangan ada provokasi diantara kita.

Salam Bhineka Tunggal Ika - Pro & Kontra Tanpa Provokasi!

Saturday 8 November 2014

Lesson of the Day!

Lesson of the Day!

9 November 2014

Setelah posting minggu lalu mengenai kenangan seorang sahabat yang sudah mengisi daftar hadir di Surga lebih dulu, ada responden yang tergelitik ingin tahu siapa ibu yang saya tulis itu.  Namanya; Megasari Widyatama, dia lulusan Pharmasi Universitas Pancasila yang hampir di DO (Drop Out) karena kelamaan menyelesaikan skripsi, katanya menurut ceritanya waktu itu kelamaan karena banyak sekali godaan pada saat ingin menyelesaikan skripsi salah satunya malas tapi karena diancam akan di DO (Drop Out) maka dengan sekuat tenaga selesailah kewajibannya menjadi mahasiswi kala itu.  Perlu jadi catatan hampir di DO bukan karena tidak bisa mengikuti pelajaran tapi justru dia itu pandai apalagi jika menyangkut pendapatan.   Mega; seorang wanita yang kalau bicara lembut tapi tegas, terbuka tapi juga tertutup, mandiri tapi tetap cengeng.  Ibu dua orang anak dan kekasih seorang suami yang sampai hari ini masih seperti kehilangan separuh nafasnya seperti awal ketika ditinggalkan oleh belahan jiwanya ini.

Kemarin setelah dapat permintaan untuk menceritakan siapa dia, saya teringat akan sebuah email yang sampai hari ini masih saya simpan yang pernah dikirimkannya ke kami teman-temannya.  Waktu menerima email ini rasanya jiwa ini juga melayang ke titik yang paling rendah. Mungkin aneh, tapi itu yang saya rasa... melayang.... tapi ke titik yang paling rendah... sedih rasanya.

Dan di hari Minggu yang cerah ini, saya ingin membagi pembelajaran yang saya dapat hari ini bahwa semakin nyata kuasa Tuhan itu ada untuk umatnya dan buat siapa saja yang masih berpikir atau tanpa berpikir membuat orang lain susah, insaflah, karena membuat orang bahagia saja belum tentu orang itu bahagia, bisa dibayangkan kalau kita membuat orang lain susah tentulah orang itu bertambah susah.  Let's make our life easier and happier! bukan membuat kisah sedih dihari minggu tapi justru mengumpulkan kembali energi-energi positif dari kejadian ini.



From: Megasari Widyatama [mailto:Widyatama.Megasari@sysmex.co.id]
Sent: Friday, November 14, 2008 2:10 PM
To: 'Andry Gunawan'; 'Handi Widjaja'; 'Hendra Simananda'; 'Maria Leslie'; astri@sysmex.co.id; Dewi; Dinny; Dyan; Kartika; 'Lilis'; nola@sysmex.co.id; Novi; Ophe
Cc: saditama@telkom.net; 'Hyacintha Clarissa'
Subject: Guangzhou Update 081114


 Dear All,

Sudah hampir 2 minggu sejak saya berangkat, tidak ada kabar yang saya ceritain.  Selain sibuk urusan follow up test (MRI, CT Scan, Bone Scan), juga sibuk clubbing…(gaya ya..padahal cuma ngeggosip sesama pasien…makan bareng…)

Karena sejak keberangkatan sebelum ini saya sering bangun malam dan pipis (karena banyak minum), dokter saya curiga ada sesuatu dengan otak saya.  Jadi beliau memeriksakan kembali 2 hasil PET/CT terakhir (Juni & September), untuk dilihat kembali di bagian otak.  Ternyata ada penyebaran di otak bagian tengah, yang diperkirakan menyebabkan saya jadi seperti itu.  Hasil ini dikonfirmasi dengan hasil MRI, dengan ukuran 0.5 x 0.5 cm (termasuk kecil sih..).  Jadilah saya menjalani gamma knife (dulu Cuma lihat teman yang di-gamma knife, sekarang jalanin sendiri…well that’s life..).  Seperti biasa orang Indonesia yang selalu “untung”, untung segera ketahuan, dan untung masih kecil.  So, there is always blessing in disguise.

CT Scan untuk memeriksa kondisi lever yang sudah di jie-ruk.  Hasilnya memuaskan (Thanks God..!), yang kecil-kecil sudah hilang, yang agak besar (toh masih dianggap kecil juga kalau dibanding orang lain..) sudah mengecil. Tidak ada treatment untuk sementara.

Hasil bone scan (ECT), juga menunjukkan sel-sel kanker di tulang dalam keadaan stabil (kemonya berhasil).  Treatment yang akan dilakukan…ya ngelanjutin kemo 3 dan 4.

Secara total, treatment saya kali ini adalah gamma knife 9 kali, dengan jadwal yang tadinya 3 hari berturut-turut, libur 3 hari, tetapi karena ukurannya yang kecil menjadi 9 kali langsung.  Setelah itu kemo.  Belum pasti juga apakah kemo 3 dan 4 atau hanya 4 saja.  Hari ini baru akan diputuskan.  Yang pasti, I’ll be home for Christmas…!

Dari semua pengalaman terapi, menurut saya yang paling mengesankan adalah pengalaman spiritual dan kejiwaan saya.

Jika sejak menjalani terapi pertama kali di Nanyang, sampai yang ke 4, saya masih begitu memperhatikan hal-hal rohani, yang ke 5 – agak putus asa, kali ini saya mencoba lebih seimbang dalam rohani dan jasmani.  Thanks to Dewi untuk buku-bukunya.

Sebelum pergi, saya sempat bertemu dengan seorang naturopati, dan mendapatkan resep baru diet.  Hingga hari ini sudah hampir 3 minggu saya tidak makan nasi sama sekali.  Menu nasi saya diganti dengan sepiring selada, timun, apel, ditambah lauk yang berupa ayam atau ikan.   Dengan diet seperti ini saya merasa lebih segar dan tenang setiap kali mengkonsumsi makanan, karena saya mengerti bahwa apa yang saya makan merupakan yang benar.  Tidak selama ini, bingung, karena ada yang bilang boleh, sementara orang lain bilang tidak boleh…makin tanya makin bingung (habis sumber informasinya juga kurang handal…)

Ada hal yang menarik setelah membaca buku dari Dewi mengenai “Kanker Bukan Akhir Segalanya”…

Saya pernah cerita mengenai wawancara dengan Pepeng yang menderita multiple sclerosis, dia mengalami kelumpuhan perlahan-lahan, mulanya Cuma kesemutan, sekarang sudah gak bisa menggerakkan anggota badannya.  Waktu ditanya,”Mas Pepeng, pernah gak bilang sama Tuhan, God, why me?”, dengan gaya santai dan masih lucu (ketawa-ketawa), mas Pepeng menjawab,”Gak berani gua, takut Tuhan bilang, why not?”. 

Saya pikir bener juga ya.  Sering kali di saat kita dalam kesulitan yang begitu dalam, kita bertanya kepada Tuhan, “Why me?”.  Tapi kata-kata mas Pepeng itu juga mengingatkan saya bahwa Tuhan merestui setiap hal yang terjadi dalam hidup kita.  Termasuk membiarkan Putra-Nya disalibkan.  Sejak itu saya mencoba untuk tidak mengeluh…, ternyata sangat tidak mudah, karena banyak hal yang tidak kita mengerti, banyak hal yang sudah kita lakukan, tetapi mengapa penderitaan ini masih belum berakhir…

Dalam buku “Kanker Bukan…” saya mendapat jawaban bahwa tidak apa-apa jika kita bertanya kepada Tuhan, “Why me?”.  Bahkan Yesus pun pernah mengalami ketakutan yang sangat dalam menjelang penyaliban-Nya.  Jika Yesus yang begitu kuat, merasakan hal itu, apalagi kita manusia yang lemah ini. 

Mungkin kita tidak akan mendapat jawaban langsung dari pertanyaan kita, tetapi Tuhan pasti menunjukkan apa yang hendak diperlihatkan-Nya kepada kita pada saat yang tepat.  Jika Yesus jatuh 3 kali dalam memanggul salib, maka tidak apa-apa kalau kita jatuh bangun dalam memanggul salib kita.  Yang penting adalah kita harus tetap berpegang teguh pada-Nya.

Ada obrolan di sini…Ko Gani (dari Kediri) menemani istrinya (Ci Magda) yang kena kanker lidah.  Perlu radiasi 25 kali, jadi 5 minggu.  Ko Gani setiap hari ke pasar dan masak untuk istrinya.  Padahal dia tidak pernah melakukan itu selama di Indonesia.  Dia bilang, “Ini lah konsekuensi dari bilang Saya Bersedia..itu (waktu ngucapin janji nikah di gereja).”, sambil ketawa-tawa. 

Waktu itu saya juga ketawa…pikir-pikir..bener juga ya.  Tapi setelah direnungkan lebih jauh, bukan janji itu yang harus kita pegang.  Siapapun, yang sakit maupun keluarga yang menemani maupun yang di rumah, teman-teman, ataupun orang lain yang kebetulan mendengar cerita ini.  Janji yang harus ditepati adalah janji kita di gereja juga, pada saat kita di baptis, bahwa kita akan setia kepada Tuhan…itulah yang diuji dalam setiap pencobaan.  Dalam setiap salib yang dipanggul oleh setiap orang, ada tantangan tersendiri..namun obatnya sama yaitu apakah kita akan setia memanggul salib itu dan tetap berpegang pada Tuhan.

Apa yang saya alami menjadi lebih berarti jika bisa mengilhami orang lain dan menimbulkan rasa syukur atas apa yang sudah diterima.  Saya sendiri belajar untuk mensyukuri hari ini saya masih bisa menulis email ini, mengirim sms dengan Handi untuk mengetahui keadaan anak-anak saya.  Saya punya pengharapan bahwa saya akan pulang untuk merayakan Natal bersama-sama di Indonesia.  Bahwa saya masih dalam keadaan segar bugar.  Terlepas dari vonis kanker sejak April 2006, hari ini sudah 2 tahun 6 bulan saya menjalani hidup dengan vonis itu. 

Di saat menjalani pengobatan, suntikan yang menyakitkan, saya juga menangis, karena ada rasa jenuh dengan rasa sakit itu.  Tapi sakit seperti itu toh juga akan berlalu, saya tidak mau lagi mengingat hal itu, dan menikmati setiap saat tanpa rasa sakit, dengan harapan. 

Kali ini saya belajar menerima kelemahan fisik saya dan tetap berpengharapan pada Tuhan.  Ternyata menjadi lemah fisik itu tidak apa-apa.  Ternyata kadang menjadi lemah rohani pun tidak apa-apa, karena Tuhan pun menyediakan bantuan.  Yang penting, apakah kita mau membuka hati dan menerima bantuan itu.
 
Semoga pengalaman ini bisa juga berarti buat kalian semua.  I love you all.

God Bless You!

 
- Still remember you! -